my picture

Sabtu, 01 September 2012

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN BAKAT


Wechler (1958) merumuskan inteligensi sebagai “keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.”

Rumusan-rumusan tersebut mengungkapkan bahwa makna inteligensi mengandung unsur-unsur yang sama dengan yang dimaksudkan dalam istilah intelek, yang menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir dan betindak. Berhubungan dengan masalah kemampuan itu, para ahli psikologi telah mengembangkan berbagai alat ukur (tes inteligensi) untuk menyatakan tingkat kemampuan berpikir atau inteligensi seseorang. Salah satu tes inteligensi yang terkenal adalah tes yang dikembangkan oleh Alferd Binet (1857-1911). Binet, seorang ahli ilmu jiwa (psycholog) Perancis, merintis mengembangkan tes inteligensi yang agak umum. Tes Binet ini disempurnakan oleh Theodore Simon, sehingga tes tersebut terkenal dengan sebutan “Tes Binet Simon”. Hasil tes inteligensi dinyatakan dalam angka, yang menggambarkan perbandingan antara umur kemampuan mental atau kecerdasan (mental age disingkat MA) dan umur kalender (chronological age disingkat CA). Pengukuran tingkat inteligensi dalam bentuk perbandingan ini diajukan oleh William Stern (1871-1938), seorang ahli ilmu jiwa berkebangsaan Jerman, dengan sebutan Intelligence Quotient yang disingkat IQ artinya perbandingan kecerdasan

Apabila tes tersebut diberikan kepada anak umur tertentu dan ia dapat menjawab dengan betul seluruhnya, berarti umur kecerdasannya (MA) sama dengan umur kalender (CA), maka nilai IQ yang didapat anak itu sama dengan 100. Nilai ini menggambarkan kemampuan seorang anak yang normal. Anak yang berumur, misalnya 6 tahun hanya dapat menjawab tes untuk anak umur S tahun, akan didapati nilai IQ di bawah 100 dan ia dinyatakan sebagai anak berkemampuan di bawah normal, sebaliknya bagi anak umur S tahun tetapi telah dapat menjawab dengan benar tes yang diperuntukkan bagi anak umur 6 tahun, maka nilai IQ anak itu di atas 100, dan ia dikatakan sebagai anak yang cerdas.
Pada usia remaja, IQ dihitung dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan yang terdiri dari berbagai soal (hitungan, kata-kata, dan gambar-gambar) dan menghitung berapa banyaknya pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar kemudian membandingkannya dengan sebuah daftar (yang dibuat berdasarkan penelitian yang terpercaya). Dengan cara itu didapatkan nilai IQ orang yang bersangkutan. Untuk anak-anak cara menghitung IQ adalah dengan menyuruh anak untuk melakukan pekerjaan tertentu dan menjawab pertanyaan tertentu (misalnya menghitung sampai 10 atau 100, menyebut nama-nama hari atau bulan, membuka pintu dan menutupnya kembali). Jumlah pekerjaan yang biasa dilakukan anak kemudian dicocokkan dengan suatu daftar untuk mengetahui umur mental (MA) anak. Makin banyak yang bisa dijawab atau dikerjakan anak dengan betul, makin tinggi usia mentalnya.

Penjelasan di atas HANYA SEBAGIAN KECIL dari makalah nya. Untuk lebih lengkapnya, bisa download makalah nya langsung:
untuk word disini
untuk powerpoint disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar